Rohingya
dan Memanusiakan Manusia
Dunia terhentak ketika berita mengenai Rohingya tersebar. Semua bermula
ketika insiden bentrokan antara kelompok bersenjata di Rakhine, Myanmar dengan
Militer Myanmar. Bentrokan tersebut dipicu oleh serangan yang dilakukan
kelompok bersenjata kepada pos polisi dan satu pangkalan militer di Rakhine.
Peristiwa tersebut membuat pihak Militer Myanmar pun melakukan operasi
pembersihan untuk menangkap pelaku penyerangan tersebut.
Namun, alih-alih
menangkap para pelaku, militer Myanmar justru menyiksa, membakar rumah dan
membunuh para etnis Rohingya yang berada di Rakhine. Akibat dari insiden ini,
total 1000 orang tewas dan lebih dari 500 ribu etnis Rohingya memutuskan untuk
mengungsi ke beberapa Negara salah satunya adalah Bangladesh.
Buntut dari kejadian tersebut, Badan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNICEF) yang dikenal peduli anak,
mendata ada sekitar 340 ribu pengungsi yang merupakan anak-anak Rohingya di
Bangladesh. Jumlah tersebut terus bertambah setiap pekannya seiring bentrokan
yang tak kunjung berakhir. UNICEF memperkirakan bahwa sekitar 12 Ribu anak-anak
pengungsi lainnya akan datang ke camp pengungsian agar terhindar dari bentrokan
dan pembunuhan massal yang terjadi di sana.
Di camp pengungsian, UNICEF, dengan kampanye peduli anak UNICEF, melaporkan
bahwa anak-anak yang mengungsi berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
Ratusan ribu pengungsi anak-anak mengalami gejala diare dan kolera. Hal
tersebut disebabkan karena keadaan mereka yang kekurangan makanan, air bersih
dan perawatan kesehatan yang memadai. UNICEF bahkan menyatakan bahwa kejadian
ini bukanlah kejadian jangka pendek melainkan kejadian jangka panjang mengingat
efek panjang yang akan terjadi pasca pembantaian massal ini.
Di sisi lain,
UNICEF mengakui bahwa mereka masih kesulitan untuk menyediakan fasilitas
kesehatan yang maksimal di camp pengungsian mengingat besarnya dana yang
dibutuhkan. Diperkirakan, dana sebesar 76 Juta US Dollar dibutuhkan untuk
menyediakan fasilitas yang layak bagi para pengungsi Rohingya terutama para
anak-anak.
Oleh karena itu, UNICEF membuka donasi peduli anak untuk membantu
para pengungsi di Rohingya agar bisa merasakan hidup seperti manusia seutuhnya
lagi. Karena memanusiakan manusia merupakan hal yang baik untuk dilakukan. :)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya ^_^