Peluang Bisnis Waralaba di Era MEA
Era
MEA saat ini merupakan puncak kejayaan bagi semua bisnis di berbagai lini. Saat
ini bahkan di kota kecil seperti kota tempat saya tinggal, Tegal, banyak sekali
toko-toko baru yang berderet di sepanjang ruas jalan raya. Kalau dulu toko
hanya dimiliki oleh orang yang turun temurun menjalankan bisnis, kini tidak
demikian yang terjadi.
Orang
saat ini lebih melek dengan tekhnologi. Itulah yang membuat arus informasi
mudah didapat. Dengan kemudahan akses informasi itu membuat orang yang dulu
tidak mempunyai ilmu tentang bisnis bisa dengan mudah memperolehnya di situs
website, ebook dan youtube yang merangkai banyak ilmu yang dulunya hanya bisa
diperoleh di bangku kuliah. Jadi jika ditanya kenapa sekarang banyak pebisnis
online dan offline bertebaran, salah satu alasannya karena makin tingginya
minat belanja masyarakat. Konsumsi meningkat seiring dengan keuangan yang
menanjak. Banyak
kaum orang kaya baru yang memiliki kecenderungan untuk menghabiskan uangnya
sebagai bukti kepemilikan harta. Tak hanya dalam bentuk kios bisnis, tapi
properti dalam bentuk rumah, kondominium dan apartemen pun mulai dilirik.
Tak
ayal, dari sekian banyak pilihan untuk bisnis, peluang bisnis yang beragam pun
mulai dipilah. Dari yang bermodal kecil, sedang hingga besar. Dari yang
bisnisnya skala makro hingga mikro. Kalau dari segi jumlah penjualan hal ini berhubungan
dengan tingkat tren yang menanjak tinggi. Kalau dulu trenya orang belanja di
pasar tradisional sekarang karena peluang bisnis waralaba makin besar maka
waralaba mulai menjamur di mana-mana. Hal ini tentu saja memiliki dua dampak,
persaingan dengan pasar tradisional yang meningkat juga terbukanya peluang
lapangan pekerjaan.
Saya
rasa dengan adanya peluang bisnis
waralaba, tak hanya waralaba seperti Alfamart, namun juga waralaba yang
kecil seperti kios minuman atau makanan di pinggir jalan adalah sebuah
alternatif bagi mereka yang ingin mengembangkan bisnis dengan modal pas-pasan
namun ingin hasil yang pasti. Karena seperti yang kita tahu bahwa waralaba
memiliki konsep bisnis yang jelas yaitu bagi orang yang bekerjasama maka akan
mengcopy paste semua produk dan sistem bisnis yang ada, bahkan jika produknya
berupa makanan maka resepnya pun plek-jiplek dengan waralaba pusat.
Kalau sistem perekrutannya bagaimana bagi yang memiliki waralaba? Bisa
diserahkan kepada pusat untuk rekrutmen, ataupun tergantung kebijakannya kembali.
doc : alfamartku.com |
Yang
saya tahu ada beberapa waralaba yang bahkan sangat detail dalam mengonsep gerai
barunya. Hal ini berhubungan dengan perhitungan untung rugi saat membuka cabang
baru. Bayangkan jika kamu tidak tahu tren apa yang sedang berkembang di sebuah
daerah, apa yang disukai, apa yang menjadi sebuah kebutuhan, itulah yang
seharusnya diisi oleh bisnis waralaba.
Jika
peluang bisnis waralaba tanpa perhitungan yang matang ini membuat pelakunya
salah langkah. Maka dari itu, mengonsep dengan detail, meriset kebutuhan di
daerah tersebut bahkan melihat apakah perlu disesuaikan dengan budaya atau adat
setempat, ini yang paling penting. Sebuah bisnis bisa diterima oleh masyarakat
tersebut karena menjangkau semua lapisan masyarakat yang ada. Dengan berbekal
sistem dari pusat, cabang di daerah tinggal menjalankan sesuai intruksi
sehingga semuanya dapat berjalan dengan lancar.
Bagaimana
dengan stok barang? Hal ini bisa disesuaikan dengan daerah tersebut. Jika dekat
dengan waralaba pusat, peluang bisnis waralaba di cabang daerah akan mudah
mendapatkan stok barang karena letaknya yang dekat sehingga biaya transportasi
bisa ditekan seminimal mungkin. Nah, kalau kamu, apa yang kamu tahu tentang peluang bisnis waralaba? Share dong di komentar. :)
saya kurang memahami secara detail bisnis waralaba ini ... tak baca baca dulu
BalasHapus