Langsung ke konten utama

[Kesenian dan Budaya Jepang] Rakugo : Menciptakan Dunia dari Ketiadaan

 

Jepang zaman edo tempo dulu


Hanya seorang diri di panggung, tanpa kostum dan dekorasi. Hanya dengan gerakan dan kata-kata, tawa pun tercipta. 


Apa esensi Rakugo yang dapat memikat orang lebih dari 4 abad?


Tema Rakugo adalah pengalaman batin dan hal-hal yang manusiawi seperti kebahagiaan, kesedihan, dan kekesalan. Semua itu dijadikan lelucon untuk dinikmati penonton. 


Yanagiya Sankyu, seorang Rakugo Storyteller, sudah 55 tahun melakoni kesenian Rakugo. Baginya Rakugo sangat dicintai dan dibanggakan. Kesenian ini menjadi kehidupannya hingga kini.


Menurutnya, pesona rakugo bisa dipahami oleh siapa saja, bahkan oleh anak kecil sekalipun. Karena Rakugo lahir dari kesederhanaan. Dimulai dari suara dan gensture tubuh, rakugo menghadirkan hiburan bagi masyarakat Jepang tempo dulu hingga kini. 


Asal usul Rakugo : 


Lima abad yang lalu, saat para samurai berlaga pada masa perang saudara, Otogishu yang mendampingi para jendral menuturkan kisah jenaka untuk mengurangi ketegangan. Konon, ini merupakan salah satu akar terbentuknya kesenian Jepang bernama Rakugo.


Abad ke-17, pada zaman Edo yang damai, rakugo dipoles menjadi budaya adiluhung. Hanya ada satu orang di panggung kosong. Ia bercerita dan membuat penonton tertawa dengan kalimat pamungkas. 



Tidak ada tandingan Rakugo di dunia ini. Banyak yang bisa diekspresikan dari kekosongan.


Pendengar diajak membayangkan sendiri ceritanya karena sederhana, kesedihan dan kejenakaannya lebih terasa. Kesederhanaan itu dibentuk selama 3-4 abad. 


Mengapa kesederhanaan rakugo bisa terus memikat orang selama lebih dari 4 abad? 


Penonton dan pencerita Rakugo berbagi kata-kata, perasaan, dan pemandangan. Dengan begitu terciptalah satu Rakugo yang utuh. Kemampuan pencerita saja tidak cukup. Penonton pun tidak akan terhibur jika mengandalkan dunia sendiri. Dengan berbagi imajinasi yang sama, maka karya yang bagus bisa tercipta.


Saksikanlah cara pencerita menciptakan dunia dan cara penonton membayangkannya.


❤️❤️❤️


"Hatsu Tenjin" : Kisah bapak-anak yang mengunjungi kuil pada tahun baru.


"Ayah! Ajak aku ke kuil dong!"

"Tidak mau! Kamu pasti minta dibelikan ini-itu."

"Jangan begitu, Ayah. Aku tidak minta dibelikan apa-apa. Aku akan bersikap baik. Ayo ajak aku!".

"Ngomong apa kamu? Memang pernah kau bersikap baik?"

"Ih, Ayah..."

"Apa boleh buat. Ayo! Tapi, jangan minta dibelikan macam-macam ya!"

"Iya!"

"Janji?" 

"Janji!"

"Sungguh?"

"Sungguh!"

"Serius?"

"Serius!"

"Benar ya? Janji ya?"

"Ya sudah, Ayah ajak. Ayo!"


🍁🍁🍁


"Lihat anak itu bergelantungan… diangkat oleh ayah-ibunya. Manisnya anak itu. Jadi anak harus patuh."

"Aku juga mau diangkat."

"Dasar bocah! Ya sudah. Sini tanganmu Pegang yang kuat ya, akan kuangkat."

"Ayah polos ya."

"Lancang! Mengejek orang tua."

"Ada orang. Jangan jauh-jauh dari Ayah biar tidak hilang."

"Tenang Aku tidak akan hilang."


🍁🍁🍁


"Wah, banyak orang ya."

"Banyak warung juga. Ada jajanan."

"Aku tidak merengek minta dibelikan ini-itu. Aku sudah bersikap baik. Ayo belikan hadiah."

"Mulai deh!"

"Ayah, ada warung dango!" 

"Bilang apa kau?"

"Dango!"

"Tidak boleh!" 

"Dango! Dango! Dango! Belikan dango!" 

"Jangan keras-keras suaranya!"



❤️❤️❤️


Para penonton membayangkan yang tengah terjadi. Saya pun menawarkan dunia saya kepada penonton. Ketika imajinasi saya dan penonton selaras, saya merasa gembira sampai ingin loncat, karena penonton merasakan suasana yang sama. 


Penonton ingin mendengar lagi, merasakan lagi. Mereka datang lagi untuk mendengarkan rakugo. 


❤️❤️❤️


Dialog Pertunjukan Rakugo :


"Terima kasih!"

"Waduh, menetes." 

"Agar bisa dimakan anak-anak."

"Ada madunya?"

"Makanlah."

"Tidak mau!"

"Ayah sudah menjilati madunya." 


❤️❤️❤️


Rakugo, kesenian yang disempurnakan sekian lama di atas panggung. Ada lebih 500 cerita yang dibawakan lebih dari 1000 pencerita rakugo. 

Mari saksikan teknik menyampaikan humor dari masing-masing cerita. Yang tidak terlihat akan tampak "memperlihatkan" lewat gerakan. 


❤️❤️❤️


Contoh Dialog Rakugo :


"Aduh, capek."

"Selamat siang."

"Selamat datang. Mau pesan apa?"

"Sake dua cangkir dan tuna sashimi."

"Silakan."

"Senangnya." 

"Sake paling enak diminum saat letih. Ah, sedapnya."

*Mencocol wasabi yang banyak.

"Ah, enak sekali."

"Aduh, wasabinya menyengat. Sampai nangis." 

"Berapa?"

"Satu shu."

"Sebentar ya. Ini uangnya."

"Terima kasih."

"Sake… Aduh, hujan deras sekali."




"Rumah siapa ini? Samurai kah?"

Membersihkan pedang

"Ih, berlebihan"


🍁🍁🍁



"Hujan sudah reda. Pergi ah."

"Soba… Pas sekali. Saya pesan semangkuk."

"Terima kasih."

"Hari ini dingin ya."

"Maaf sudah menunggu."

"Sudah jadi?"

"Sumpitnya sekali pakai."

"Hmm, harum."

"Terima kasih."

"Soba tipis memang enak. Enak..."

"Terima kasih."

"Berapa?"

"16 mon." 

"Tunggu sebentar. Ada uang receh."

"Ini 16 mon. Terima kasih."




❤️❤️❤️


"Ibu, aku pulang!"

"Kuma, kok pulang larut?"

"Seharusnya lebih cepat. Soalnya hari ini aku sibuk. Aku mau tidur. Selamat tidur!"

"Hei, Kuma! Ya ampun, tidur dia."


🍁🍁🍁


Nasib Para Pencerita Rakugo :


Demi memperdalam esensi rakugo para pencerita terus memoles teknik. Cuma satu pencerita dan satu rakugo. Seni bercerita rakugo yang ia ciptakan akan mati bersamanya. 


"Sekalipun saya mengajari murid saya, hasilnya pasti beda. Sebab setiap orang punya ciri khas. Jika mewariskan rakugo tanpa kekhasan individu, hasilnya tidak akan menarik. Rakugo bukan seni yang diwariskan. Kalau pelakonnya wafat berakhir pula seninya."


Inilah klimaks lakon Hatsu Tenjin Saksikanlah teknik yang luar biasa. 😉


❤️❤️❤️




Lanjutan Contoh Dialog Rakugo :


"Ayah, ada yang jual layangan."

"Layangan! Layangan!"

"Sudah, tidak usah berteriak! Makanya Ayah tidak mau mengajakmu. Uang untuk sumbangan kuil sudah habis. Taruh di sini."

"Minta tolong naikkan layangan?"

"Di sana sepi."

"Apa boleh buat. Sini Ayah mainkan. Bawa kemari!"

"Ayah di mana? Di sini?."

"Salah, di sana." 

"Di mana? Di sini?"

"Layangannya naik. Wah, Ayah hebat! Langsung naik!"

"Tentu saja. Sewaktu kecil Ayah pintar main layangan."

"Wah! Naik terus!"

"Kalau sudah lebih tinggi Ayah serahkan kepadamu."

"Sungguh? Berikan kepadaku!"

"Berisik! Sana pergi. Ini bukan mainan anak-anak."

"Lho, Ayah kan membelikan untuk aku. Kalau begini, sebaiknya tidak mengajak Ayah."

-End-

❤️❤️❤️


Sumber : Japan Foundation 

https://youtu.be/C_80hYmPMtc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Resensi Buku Anak] Ayo Berlatih Silat! Karya Ahmad Fuadi

  Judul Buku : Ayo Berlatih Silat! Penulis : Ahmad Fuadi Ilustrator  : Ella Elviana Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (BIP) Terbit : Cetakan pertama, 2018 Tebal: 26 halaman Genre : pictorial book (buku anak) ISBN : 978-602-483-165-3 Rating Buku : 4/5🌟 Harga buku : Rp 52.000 Baca ebook di aplikasi Ipusnas ❤❤❤

Belajar 25 Kosakata Bahasa Jepang tentang Tahun Baru dan artinya

Tradisi Tahun Baru di Jepang Tahun Baru di Jepang adalah salah satu tradisi yang paling populer dan penting. Hal ini karena tahun baru di Jepang adalah saat ketika seluruh penduduk negara bersama-sama menyambut tahun baru yang baru. Dalam budaya Jepang, tahun baru dianggap sebagai hari dimana semua orang bisa bersuka-ria bersama dan melupakan masa lalu untuk memulai tahun yang baru.  Pada hari tahun baru, orang-orang Jepang akan mengadakan perayaan keluarga besar. Mereka biasanya akan berkumpul di rumah salah satu anggota keluarga untuk makan malam bersama dan bersukacita.  Makanan yang terkenal dalam tradisi tahun baru Jepang adalah Osechi Ryori, yang terdiri dari makanan-makanan tradisional Jepang seperti ikan, sayuran, dan buah-buahan. Tahun baru di Jepang disebut 'Oshogatsu', dan merayakannya dengan beberapa tradisi unik dan ritual yang terus berlanjut selama berabad-abad. Berbagai tradisi tahun baru Jepang telah berkembang selama ratusan tahun. Pada hari-hari pertama Janua

9 Alasan Seseorang Kangen Padamu

Dia adalah teman masa kecilku, seseorang yang akrab dengan diriku. Kami berbagi kenangan manis dan sedih, bercanda dan berduka bersama. Namun, saat kami beranjak dewasa, kami terpisah. Kami berjanji untuk tetap bertemu, tapi kami tahu bahwa itu tidak akan terjadi. Waktu berlalu, puluhan tahun, dan kami belum pernah bertemu lagi. Tapi aku masih merindukannya. Aku masih mengingat kenangan kami, kebahagiaan dan sedih yang kami bagi. Aku masih merindukan kehangatan dan kebaikan yang dia berikan. Aku tahu bahwa aku tidak dapat bertemu dengannya lagi, tapi aku masih merindukannya. Aku masih berharap bisa bertemu dengannya.  Apakah kamu pernah merasakan hal yang sama? Alasan Seseorang Kangen Orang kangen karena mereka merindukan orang yang mereka cintai atau tempat yang mereka suka. Mereka merasa kesepian tanpa orang atau tempat yang mereka cintai. Mereka merindukan orang yang mereka sayangi dan memiliki kenangan hangat bersama.  Mereka merindukan tempat yang mengingatkan mereka pada kenangan