Pernahkah kamu tertipu setelah mengalami kejadian aneh di suatu hari yang membuat kamu merasa "Kok bisa sih saya kena tipu sama orang asing yang nggak saya kenal?"
Yups, hati-hati ya gaes ya. Soalnya modus penipuan online sekarang sangat canggih dan bikin kita malah merasa sangat bodoh sampai bisa tertipu seperti itu.
Baca juga : Cara Mengatasi Saldo Terpotong Saat Transaksi Internet Banking Gagal
Hati-hati dengan modus penipuan zaman sekarang |
Waspadai 3 Modus Penipuan Online Terbaru Di Zaman Sekarang :
1. Pura-pura transfer donasi tanah wakaf pakai bukti transfer palsu
Jujur, baru kali ini saya ngerasain sendiri modus penipuan yang mengatasnamakan donasi tanah wakaf. Ngakunya sudah transfer ke rekening korban, tapi sebenarnya belum transfer sama sekali.
Ada orang asing yang bilang ke bapak saya kalau dia mau transfer donasi untuk tanah wakaf yang sedang dibangun masjid dan madrasah. Orang itu berpura-pura transfer donasi ke tanah wakaf dengan mengirim bukti transfer yang dipalsukan via chat whatsapp.
Setelahnya, orang itu bilang bahwa dia salah transfer jumlah uangnya. Misal : ngakunya udah transfer 500 rb, tapi harusnya 250 rb akan ditransfer ke nomor rekening donasi yang lain. Trus, separuh uangnya itu minta dikembalikan dan ditransfer ke nomor rekening yang ditunjuk tadi.
Well.... bahkan, orang itu berani ngasih foto bukti bahwa ada pasien yang harus dioperasi hari itu juga. Jadi, kesannya maksa agar hari itu juga ditransfer ke nomor rekening donasi lain.
Modus penipuan pakai bukti transfer palsu ini bisa dicek ricek dengan cara mengecek mutasi rekening. Setelah ricek ternyata tidak ada mutasi sama sekali dari orang yang menipu.
Tips agar bisa cek penipuan :
Kamu bisa minta ke petugas bank untuk mencetak mutasi di buku tabungan. Lalu cocokkan jam transfer dengan bukti transfer tersebut.
Selain itu, untuk mencegah penipuan terjadi, harus teliti saat melakukan transaksi dengan orang asing, baik menerima maupun mentransfer uang.
Kalau kesannya diburu-buru padahal kita nggak melakukan kesalahan, jangan lengah ya. Siapa tahu dia ternyata penipu. Selain itu, penipu juga suka serakah.
Mari dicek yaa
Waktu bapak sudah transfer balik 250 rb sesuai permintaannya, dia minta transfer lagi karena katanya salah transfer kali ini nominalnya sebesar 800 rb.
Dia minta ditransfer balik sebesar 400 rb, tapi bilangnya 100 rb buat bapak. Jadi intinya sih minta ditransfer 300 rb.
Jadi, kalau saya nggak blokir nomernya, bapak kemungkinan bisa transfer lagi tuh. Ngeri banget, kan?
Waduh, jangan sampai kamu mengalaminya juga ya.
Anehnya, mereka tahu dan sepertinya memang mengincar orang yang tidak teliti dengan transaksi perbankan. Makanya mudah ditipu dan dikibuli.
Di dunia tipu-tipu ini, kita harus waspada dengan modus penipuan online. Jangan sampai mudah tertipu ya.
2. Penipuan Skema Ponzi Pakai Sistem Reimburse yang Dialami Influencer Brand Fashion
Jujur, ini kasus yang dialami teman-teman influencer lainnya. Saya pernah baca rekrutmen job influencernya di sebuah grup fb. Tapi waktu itu saya nggak tertarik. Jadi ya saya biarkan saja.
Sistemnya gini :
Ada job yang mengharuskan beli produk fashion, nanti uangnya direimburse dan dibayar fee posting juga. Tapi masa tunggu reimburse ini selama 30 hari, tidak termasuk hari kerja. Jadi lumayan lama ya.
Misal : beli produk baju 800 rb + fee 100 rb untuk posting di instagram. Lalu, diminta bayar uangnya untik pembelian produk ke toko yang ditunjuk.
Anehnya, ada beberapa kejanggalan. Yang paling terlihat adalah :
✅️ Nggak ada nominal followers untuk seleksi job instagram itu.
✅️ Talent (influencer yang posting produk) bebas beli produk berapa saja tanpa dibatasi jumlah dan varian produk.
✅️ Tidak ada kejelasan kapan pembayaran reimburse
✅️ Jobnya mudah, tapi harus beli barang dengan nominal yang besar
Anyway, yang bikin saya tanda tanya justru sistem skema ponzi yang masuk dalam modus penipuan kepada para talent/ influencer ini.
Jadi, batch awal dapat reimburse uang + fee + produk, setelah itu batch berikutnya mulai tersendat karena nggak ada uang yang bisa digunakan untuk mengganti reimburse itu.
Jadi yang saya tekankan di sini adalah hati-hati dengan modus penipuan skema ponzi. Seringnya menggunakan trik licik seperti :
❓️Sistem mirip MLM (rekrut baru)
❓️Pakai orang lain untuk merekrut
❓️Uang tidak bisa dicairkan setelah menunggu lama
❓️Penawaran job menggiurkan dan cenderung membuat orang gelap mata dan menjadi serakah
Saran saya sih hati-hati dengan segala hal yang too good to be true alias terlalu mudah untuk jadi kenyataan. Karena faktanya seharusnya namanya endorsement itu pasti ada batas maksimal budgetnya. Nggak mungkin brand mengeluarkan biaya yang besar sekali untuk promosi.
Hmm... menurut saya, normalnya biaya promosi sebuah brand untuk satu kali promosi masih di batas normal 5jt-30 jt per campaign dengan jumlah orang hingga 20-100 orang.
Jadi, nggak mungkin kalau 1 orang talent bisa tebus baju yang dibeli sampai 50 jt. Yang ada brand bangkrut dong kalau promosi gede-gedean gitu.
See? Gimana menurutmu?
3. Modus Penipuan Pura-pura jadi Orang lain di Instagram (Hack Akun Instagram)
Ada teman adek saya yang mengalami kejadian penipuan ini. Cerita berawal saat ia pulang dari liburan di Bali. Dia pergi ke Bali bareng adek saya.
Adek saya ditelfon temannya (sebut aja si B yaa) yang bilang bahwa akun instagram si A kemungkinan dihack soalnya tadi dia kena tipu karena si penipu pura-pura pinjam uang dengan nominal yang cukup besar yaitu 500 rb.
Teman adek (Si B) mengiyakan permintaan transfer uang itu ke nomor OVO karena mengira si A benar-benar butuh. Ternyata, nggak. Kejadian itu beneran penipuan lho.
Nggak hanya temannya adek saya yang ngalami dichat sama si penipu yang ngaku jadi si A via instagramnya. Tapi saya, adek saya, dan teman-teman kuliah dan kantornya juga dichat. Wah, niat bener dah. Haha
Lucunya, chatnya itu menyesuaikan dengan gaya bahasa yang biasa dilakukan. Misal, dia biasa manggil saya mbak, trus di chat itu ya manggilnya mbak juga.
Dan anehnya lagi, chatnya sepotong-sepotong aja. Terkesan nunggu reaksi saya dulu baru dia jelasin kenapa dia butuh uang buat ditransfer ke rekeningnya.
Saya iseng balesin dengan 1 kata aja yaitu "hah?" tiap kali dia balas chat saya. Wkwk
Dia ngaku butuh buat bayar paylatter. Wadidaw, seram juga ya jeratan cicilan paylatter sampai bikin orang berani ngehack akun orang lain itu.
Padahal kalau dipikir lagi, kok dia berani ngehack akun pegawai bank Mandiri?
Emang dia nggak tahu kalau yang dihack itu akunnya pegawai bank Mandiri? 🤔
Ajaibnya, akun si A ini akhirnya bisa balik lagi dengan cara yang sungguh di luar dugaan. Begini ceritanyaa...
Teman kantor si A dichat juga sama pelaku. Sampe teman kantornya nanya, "Kok kamu ngechat aku minta ditransfer, padahal kan kita lagi di kantor, lagi di ruangan yang sama pula." Barulah si A jelasin kalau dia kehilangan akses ke instagramnya karena kena h@cK.
Ya, abis itu temen kantor si A bilang kalau dia mau aja transfer uangnya ke rekening A. Tapi jangan pakai OVO ya, tapi pakai rekening Mandiri, biar nggak kena biaya admin transfer bank 6500 rupiah. Lumayan kan itu biaya transfer banknya bisa buat jajan cilok. Haha
Hasilnya, si penipu itu mau aja ngasi nomor rekening bank Mandiri buat nampung uang penipuan tadi.
Akhirnya, si A pun langsung bekukan akun rekening penipu itu. Si penipu pun kelabakan dan minta akunnya jangan dibekukan. Dia mau balikin instagramnya, tapi dengan syarat akun rekeningnya jangan dibekukan.
Si penipu itu ngakunya sih pakai rekening temennya, dan temennya nggak tahu menahu bahwa rekeningnya dipake buat nampung duit hasil ngehack akun orang.
Hmm.... Tapiii, masa siiih? Memangnya dia Oh Injoo yang saking polosnya mau-mau aja minjemin nama buat Jin Hwa Young kayak di drama Little Women yang tayang di aplikasi Netflix?
Jadilah, transaksi itu pun terjadi. Si A akhirnya bisa akses lagi akun instagramnya, sedangkan penipunya pun nggak jadi dibekukan rekeningnya. Tapi nama orangnya kan udah ketahuan. Kemungkinan kalau ada laporan penipuan lagi, nomor rekening penipuan Mandiri itu bisa dibekukan selamanya sih.
Saya sempat nanya ke teman yang kerja di Telkomsel buat bantu laporin nomor Telkomsel yang disalahgunakan untuk penipuan itu. Nomor hp penipunya itu nomor Telkomsel Sumatra, kemungkinan orangnya dari Riau.
Tapi, meski kasus sudah seterang benderang itu pun, temanku bilang bahwa agak susah buat mengajukan pemblokiran akun Telkomsel yang melakukan penipuan, kecuali ada minimal 3 orang yang lapor ke Grapari soal penipuan tersebut. Bukti penipuan yang disertakan antara lain bisa berupa chat ataupun rekaman telepon Telkomsel.
Jadi, hati-hati ya.
Waspada di mana saja. Dan bantu orang lain atasi masalah penipuannya, jika hal tersebut terjadi di sekeliling kamu.
Waspadalah... waspadalah!
Semoga artikel tentang 3 modus penipuan terbaru ini bermanfaat agar kamu terhindar juga ya!
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya ^_^